Posted by : Banana Harajuku Sabtu, 31 Mei 2014

 

Desain bunker memiliki kedalaman 40-meter kebawah tanah dengan kemampuan “penyerap getaran” dgn bantuan kerikil. kulit luarnya bangunan ini dibangun dengan tebal kulit terluar 3 meter yang diperkuat beton padat setiap 15cm dengan tebal 2,5 cm batang tungsten.

Akhirnya seluruh struktur itu dilapisi dengan bata, ditutupi dengan jaring dan direndam untuk membentuk casing luar.
Spoiler for pict 1:

2. gambar
Spoiler for again:

3.
Spoiler for pic:


BANGUNAN yang nyempil di Jalan Burnenstrasse, Berlin, itu sekilas tampak seperti bangunan liar. Letaknya berada dalam satu arah pandangan dengan Stasiun Gesundbrunnen.

Bangunannya tak seberapa besar. Bahkan, luasnya tak lebih gede daripada pos kamling yang biasa dibangun di Indonesia. Bangunan itu seperti tidak terawat dengan sulur-sulur tanaman merambat di dinding-dindingnya yang berwarna cerah.

Tapi, jangan salah sangka. Tampilan luar bangunan memang sangat mengecoh. Sebab, rumah kecil berpintu besi itu merupakan jalan masuk menuju salah satu bungker utama di Berlin. Bungker tersebut bahkan masih masuk dalam program Kementerian Pertahanan Jerman sebelum akhirnya dihapus dua tahun lalu. "Silakan masuk," kata Robin Williams setelah membuka gembok "pos kamling" Berlin itu.
Spoiler for lagi:

Spoiler for dan lagi:

Spoiler for One more:

Spoiler for in again:

Spoiler for masih ada lagi:

Spoiler for easy:

Spoiler for lagi dan lagi:

Dasar bungker sangat gelap. Arah jalan hanya mengandalkan sejumlah anak panah bersaput fosfor yang membuatnya bercahaya di kegelapan. Ruangan bawah tanah terdiri atas banyak kamar. Mulai dapur, kamar tidur, dan tempat berkumpul. Sebelum memasuki ruangan-ruangan tersebut, warga yang mengungsi harus melewati areal sterilisasi.

Ukuran ruang sterilisasi mencapai separo lapangan voli. Ruangan itu memiliki dua pintu besi yang berkatup karet plus bergagang ulir. Satu pintu merupakan pintu masuk menuju ruangan lainnya di dalam bungker, pintu lainnya adalah pintu dari luar bungker. Pintu dibikin dari besi berat untuk menjaga agar udara dari luar yang dipercaya membawa radiasi tidak ikut masuk ke dalam bungker.

Di pojok ruangan ditempatkan shower tempat warga membersihkan tubuh dari bakteri yang bisa membahayakan sesama pengungsi. Shower tersebut dibikin tanpa sekat. Alhasil, siapa pun yang mandi telanjang bakal terlihat pengungsi lainnya.

"Itu untuk efisiensi. Lagi pula, apakah Anda masih memikirkan rasa malu saat keadaan darurat?" kata lelaki kelahiran Jerman tapi besar di Amerika Serikat (AS) tersebut.

Selain untuk mandi, ruangan itu digunakan untuk membersihkan warga dari radiasi nuklir. Semua pakaian dan barang yang menempel di tubuh harus dibuang dan diganti pakaian khusus. Dari ruang sterilisasi, warga bisa menuju kamar dapur atau kamar tidur melalui sejumlah lorong.

Setiap lorong bungker dibikin berkelok-kelok. Mirip labirin berbahan beton. "Tujuannya, bila ada roket yang diluncurkan, tidak langsung hancur dalam sekali tembak karena harus membentur banyak tembok," jelasnya.

Robin juga mengajak ke kamar dapur. Itu merupakan tempat warga membikin makanan buat pengungsi lainnya. Jam kerja dapur diatur berurutan. Kendati perang nuklir tak juga datang hingga abad ke-21, dapur-dapur itu masih lengkap dengan kompor serta panci-panci besar.

Di salah satu tutup panci, ditempelkan celemek berbahan kain. Di atasnya terdapat tulisan dalam bahasa Jerman yang kira-kira bermakna, "Berliburlah ke Eropa mumpung Eropa masih ada". "Tulisan itu asli dari tahun saat bungker ini dibuat. Para pengungsi butuh lelucon karena mereka di sini pasti sangat stres," katanya.

Robin yang pernah hidup pada masa Jerman Barat itu lantas mengajak ke kamar tidur. Itu adalah tempat para pengungsi beristirahat. Setiap kamar tidur bisa menampung sedikitnya 48 pengungsi. "Kasur" tempat mereka tidur dibikin sangat darurat, yakni hanya berupa kain yang dihubungkan ke pipa-pipa besi hingga membentuk ranjang. Meski darurat, pengungsi tetap diberi privasi. Setiap ranjang yang langsung bersebelahan diberi sekat dari kain.

"Dalam simulasi pemerintah Jerman Barat, akan ada warga yang memasak, ada yang memutar generator, ada yang tidur. Masing-masing diberi giliran dan tidak boleh saling melanggar. Semua harus disiplin karena ini menyangkut nyawa ribuan orang," tegasnya.

Sebagian besar bungker dan shelter di Berlin dibangun pada 1977. Saat itu, Jerman terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur karena Perang Dunia II. Kedua wilayah dibatasi tembok besar yang memisahkan dua kota itu. Jerman Timur yang dikuasai komunisme Uni Soviet melarang warganya hijrah ke Jerman Barat yang dikuasai negara-negara Barat pimpinan AS.

Dalam masa perang dingin itu, kedua kubu saling curiga bahwa satu kubu hendak menghancurkan kubu lain. AS meyakini bahwa Uni Soviet memiliki bom nuklir yang disimpan di Rusia. Jika tiba-tiba AS menembakkan roket ke Moskow, bom nuklir bakal meluluhlantakkan Berlin. Berlin menjadi tempat yang strategis karena hampir semua tentara kedua kubu bersiaga di tempat tersebut.

Dalam gambaran pemerintah Jerman Barat, Berlin bakal menjadi sasaran ledakan 1 juta ton bom nuklir. Karena itu, mereka membangun ratusan selter dan lebih dari 70 bungker untuk menampung sebanyak-banyaknya warga Berlin.

Namun, seluruh tempat perlindungan itu hanya mampu menampung 3.339 orang. Sangat sedikit dibanding populasi warga Berlin yang mencapai 3 juta jiwa. Kini di Berlin hanya tersisa 23 bungker. Sisanya kebanyakan digusur pemerintah kota dan ditimpa bangunan baru di atasnya.

Robin lantas memamerkan sebuah peta Berlin berukuran besar yang dipasang di sebuah kamar berkumpul para pengungsi. Dalam peta, beberapa wilayah digolongkan dalam zona satu, zona dua, hingga zona tiga. Masing-masing zona memiliki diameter.

Zona satu masuk lingkaran utama karena berada di tempat nuklir bakal meledak. "Zona satu adalah ground zero. Tidak ada yang selamat. Di zona dua dan tiga, mungkin ada yang selamat, tapi beberapa hari kemudian akan mati karena radiasi," jelasnya.

Bungker di Berlin dibangun untuk menampung warga selama dua minggu. Dalam perang nuklir, ledakan bom memang hanya terjadi dalam beberapa menit. Tapi, akibat yang ditimbulkan dari radiasi radioisotop berbahaya bisa bertahan selama beberapa hari. Karena itu, bungker harus menjadi tempat warga bertahan hidup sebelum akhirnya mereka kembali ke atas dua minggu pasca pengeboman.

Setelah naik ke atas, kondisi kota diperkirakan tetap belum aman. Tingkat radiasi juga masih tinggi. Dalam penyuluhan pemerintah Jerman Barat, warga diminta terus berlari ke luar kota sampai menemukan tempat paling aman dari radiasi.

Mereka juga diminta bergerak sendirian. "Sebab, saat nuklir melanda kota, seluruh hewan dan bahan makanan musnah. Itu bisa menimbulkan kanibalisme pada manusia," kata Robin dengan mimik serius.

Bungker di Jalan Burnenstrasse yang dikunjungi Jawa Pos merupakan salah satu bungker yang terintegrasi dengan stasiun kereta bawah tanah. Yakni, Stasiun Gesundbrunnen. Satunya lagi adalah Stasiun Pankstrasse yang berselisih satu pemberhentian dengan Gesundbrunnen.

Robin mengakui, ide untuk mengungsi ke bungker saat perang nuklir terdengar sangat mustahil. Dia membayangkan, jika Berlin ditimpa satu juta ton bom nuklir, memang hanya Berlin yang rusak. Tapi, beberapa hari kemudian, radiasinya yang berbahaya bakal menyebar menutupi wilayah bumi. Radiasi bisa membuat atmosfer bolong. Hewan-hewan mati dan tidak ada tanaman yang tumbuh.

Kalaupun manusia bisa bertahan hidup, dalam hitungan hari rambutnya akan rontok, kemudian tewas. Baik karena radiasi maupun kelaparan. "Apa tidak sebaiknya kita duduk di depan balkon saja sambil minum anggur dan melihat "lampu" yang paling gemerlap di akhir hidup kita. Rasanya lebih baik meninggal saat bom nuklir meledak daripada mati tersiksa kena radiasi," kata Robin lantas tersenyum.

Spoiler for Sumber:
http://www.jpnn.com/read/2012/07/21/134472/index.php?mib=berita.detail&id=134819#sthash.H3BtFLrC.dpuf


Salah satu yang memakai bunker anti Nuklir adalah pendiri wikileaks, WikiLeaks menggunakan sejumlah server sebagai penunjang kapasitas bagi ratusan ribu dokumen yang diunggah secara bertahap sejak 28 November 2010. Salah satunya adalah Bahnhof, perusahaan server dan hosting internet di Swedia. Lokasi server Bahnhof tergolong unik, yaitu di suatu bunker anti-nuklir warisan Perang Dingin.
Spoiler for 1.:

Spoiler for markas wikileaks:

Spoiler for ne lagi:

Spoiler for lagi:

Spoiler for sumber:
http://sorsow.blogspot.com/2010/12/server-anti-nuklir-wikileaks.html


Bunker Anti Bom Terkuat di Dunia yang untuk Dijual


Khawatir akan perang nuklir? Bila ya, mungkin Anda dapat membeli bunker Anti Bom terkuat dunia. Mike Thomas, pria asal Inggris, kini sedang mencari pembeli potensial.

Pria yang sempat takut dengan serangan nuklir pada Perang Dingin ini, berencana menjual rumah beserta tempat perlindungan bawah tanah miliknya seharga 350 ribu poundsterling (Rp 4,9 miliar). Bunker tersebut mampu menahan serangan nuklir berkekuatan satu megaton yang setara dengan 80 kali bom Hiroshima. Mike Thomas, 56 tahun, membangun tempat perlindungan bawah tanah sedalam 20 kaki di bawah ruang makan rumahnya pada 1985, saat kondisi memanas antara Rusia dan pemerintah Barat.

Bunker berukuran 300 meter kubik dengan dinding setebal 32 inci ini, juga mampu menyimpan makanan dan minuman hingga satu bulan.

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Tidak mengagetkan bila serangan nuklir dari teroris terjadi 15 tahun mendatang," ujar Thomas.

Pria yang bekerja sebagai teknisi mesin ini begitu terobsesi dengan serangan nuklir, saat ia menjabat sebagai anggota Royal Observer Corps dan mendedikasikan bunker tersebut bagi keluarganya.

Tempat rahasia itu dibuat dalam kurun waktu enam bulan di rumahnya di Lydenford, Inggris, dengan biaya sekitar 45 ribu poundsterling (Rp 630 juta) saat itu.

Bunker Anti Bom ini menyediakan pintu raksasa sekaligus lorong cadangan jika pintu utama tidak bisa dibuka akibat ledakan. Untuk pembangkit sumber daya, Ia menggunakan generator diesel serta beberapa baterai.

Selain itu, ada enam tempat tidur, tempat air 1.400 liter, kamar mandi dan jaringan telepon. Bunker tersebut memiliki sistem pengaturan udara yang dibuat di Swiss. Serta menggunakan karpet dan lapisan dinding yang tahan dengan suhu hingga 12 derajat Celcius.

Agar tidak bosan, Thomas menambahkan televisi dan pemutar DVD di ruang tengah. Thomas berniat menjual rumah beserta bunker ini karena ia tidak lagi percaya serangan nuklir. Berminat?

Sumber : arf 25 production , kaskus, lintasberita, detik, ariefokebanget.blogspot.com

Bunker-42, Museum Perang Dingin yang Anti Nuklir


Bunker-42
Museum Perang Dingin (pameran kompleks Bunker-42) adalah museum sejarah militer dan sebuah kompleks menghibur. Didirikan pada obyek militer diklasifikasikan mantan Alternate Komando Pusat Penerbangan Long-Range (GO-42) Uni Soviet. Wilayah museum merupakan bunker bawah tanah dengan luas 7000 m2 yang terletak 60 m di dekat stasiun metro Taganskaya. Museum ini telah bekerja sejak 2006 setelah Bunker-42 dibeli dari "Rosimuschestvo" di lelang oleh perusahaan “Novik Service".
Konstruksi objek dimulai pada tahun 1951 karena ancaman perang nuklir di Amerika Serikat. Untuk konstruksi mereka menggunakan peralatan yang sama seperti untuk pembangunan metro. Terowongan kompleks dihubungkan dengan metro Moskow.




Pada tahun 1960 bunker itu dilengkapi dengan segala sesuatu yang diperlukan dalam kasus serangan nuklir. Kemudian, di tengah 70-an, ada sebuah keputusan tentang rekonstruksi. Pada tahun 1995 obyek benar-benar tidak diklasifikasikan.Pada tahun 2006 "Novik-service" membeli bunker itu untuk 2.166.700 USD dan memulai restorasinya. Pintu lapis baja yang sangat besar melindungi bunker dari serangan nuklir. 

 

 PIC-NYA



















Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © COACH RUKMANA ARIEF - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -