Desain bunker memiliki kedalaman 40-meter kebawah tanah dengan kemampuan
“penyerap getaran” dgn bantuan kerikil. kulit luarnya bangunan ini
dibangun dengan tebal kulit terluar 3 meter yang diperkuat beton padat
setiap 15cm dengan tebal 2,5 cm batang tungsten.
Akhirnya seluruh struktur itu dilapisi dengan bata, ditutupi dengan jaring dan direndam untuk membentuk casing luar.
2. gambar
3.
BANGUNAN yang nyempil di Jalan Burnenstrasse, Berlin, itu sekilas tampak seperti bangunan
liar. Letaknya berada dalam satu arah pandangan dengan Stasiun Gesundbrunnen.
Bangunannya tak seberapa besar. Bahkan, luasnya tak lebih gede daripada pos kamling yang biasa dibangun di
Indonesia. Bangunan itu seperti tidak terawat dengan sulur-sulur tanaman merambat di dinding-dindingnya yang berwarna cerah.
Tapi, jangan salah sangka. Tampilan luar bangunan memang sangat
mengecoh. Sebab, rumah kecil berpintu besi itu merupakan jalan masuk
menuju salah satu bungker utama di Berlin. Bungker tersebut bahkan masih
masuk dalam
program Kementerian Pertahanan Jerman sebelum akhirnya dihapus dua tahun lalu. "Silakan masuk," kata
Robin Williams setelah membuka gembok "pos kamling" Berlin itu.
Spoiler for masih ada lagi:
Spoiler for lagi dan lagi:
Dasar
bungker sangat gelap. Arah jalan hanya mengandalkan sejumlah anak panah
bersaput fosfor yang membuatnya bercahaya di kegelapan. Ruangan bawah
tanah terdiri atas banyak kamar. Mulai dapur, kamar tidur, dan tempat
berkumpul. Sebelum memasuki ruangan-ruangan tersebut, warga yang
mengungsi harus melewati areal sterilisasi.
Ukuran ruang sterilisasi mencapai separo lapangan voli. Ruangan itu
memiliki dua pintu besi yang berkatup karet plus bergagang ulir. Satu
pintu merupakan pintu masuk menuju ruangan lainnya di dalam bungker,
pintu lainnya adalah pintu dari luar bungker. Pintu dibikin dari besi
berat untuk menjaga agar udara dari luar yang dipercaya membawa radiasi
tidak ikut masuk ke dalam bungker.
Di pojok ruangan ditempatkan
shower
tempat warga membersihkan tubuh dari bakteri yang bisa membahayakan
sesama pengungsi. Shower tersebut dibikin tanpa sekat. Alhasil, siapa
pun yang mandi telanjang bakal terlihat pengungsi lainnya.
"Itu untuk efisiensi. Lagi pula, apakah Anda masih memikirkan rasa malu
saat keadaan darurat?" kata lelaki kelahiran Jerman tapi besar di
Amerika Serikat (AS) tersebut.
Selain untuk mandi, ruangan itu digunakan untuk membersihkan warga dari
radiasi nuklir. Semua pakaian dan barang yang menempel di tubuh harus
dibuang dan diganti pakaian khusus. Dari ruang sterilisasi, warga bisa
menuju kamar dapur atau kamar tidur melalui sejumlah lorong.
Setiap lorong bungker dibikin berkelok-kelok. Mirip labirin berbahan
beton. "Tujuannya, bila ada roket yang diluncurkan, tidak langsung
hancur dalam sekali tembak karena harus membentur banyak tembok,"
jelasnya.
Robin juga mengajak ke kamar dapur. Itu merupakan tempat warga membikin
makanan buat pengungsi lainnya. Jam kerja dapur diatur berurutan.
Kendati perang nuklir tak juga datang hingga
abad ke-21, dapur-dapur itu masih lengkap dengan kompor serta panci-panci besar.
Di salah satu tutup panci, ditempelkan celemek berbahan kain. Di atasnya
terdapat tulisan dalam bahasa Jerman yang kira-kira bermakna,
"Berliburlah ke Eropa mumpung Eropa masih ada". "Tulisan itu asli dari
tahun saat bungker ini dibuat. Para pengungsi butuh lelucon karena
mereka di sini pasti sangat stres," katanya.
Robin yang pernah hidup pada masa Jerman Barat itu lantas mengajak ke
kamar tidur. Itu adalah tempat para pengungsi beristirahat. Setiap kamar
tidur bisa menampung sedikitnya 48 pengungsi. "Kasur" tempat mereka
tidur dibikin sangat darurat, yakni hanya berupa kain yang dihubungkan
ke pipa-pipa besi hingga membentuk ranjang. Meski darurat, pengungsi
tetap diberi privasi. Setiap ranjang yang langsung bersebelahan diberi
sekat dari kain.
"Dalam simulasi pemerintah Jerman Barat, akan ada warga yang memasak, ada yang memutar
generator,
ada yang tidur. Masing-masing diberi giliran dan tidak boleh saling
melanggar. Semua harus disiplin karena ini menyangkut nyawa ribuan
orang," tegasnya.
Sebagian besar bungker dan shelter di Berlin dibangun pada 1977. Saat
itu, Jerman terpecah menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur karena Perang
Dunia II. Kedua wilayah dibatasi tembok besar yang memisahkan dua kota
itu. Jerman Timur yang dikuasai komunisme Uni Soviet melarang warganya
hijrah ke Jerman Barat yang dikuasai negara-negara Barat pimpinan AS.
Dalam masa perang dingin itu, kedua kubu
saling
curiga bahwa satu kubu hendak menghancurkan kubu lain. AS meyakini
bahwa Uni Soviet memiliki bom nuklir yang disimpan di Rusia. Jika
tiba-tiba AS menembakkan roket ke Moskow, bom nuklir bakal
meluluhlantakkan Berlin. Berlin menjadi tempat yang
strategis karena hampir semua tentara kedua kubu bersiaga di tempat tersebut.
Dalam gambaran pemerintah Jerman Barat, Berlin bakal menjadi sasaran ledakan 1
juta
ton bom nuklir. Karena itu, mereka membangun ratusan selter dan lebih
dari 70 bungker untuk menampung sebanyak-banyaknya warga Berlin.
Namun, seluruh tempat perlindungan itu hanya mampu menampung 3.339
orang. Sangat sedikit dibanding populasi warga Berlin yang mencapai 3
juta jiwa. Kini di Berlin hanya tersisa 23 bungker. Sisanya kebanyakan
digusur pemerintah kota dan ditimpa bangunan baru di atasnya.
Robin lantas memamerkan sebuah peta Berlin berukuran besar yang dipasang
di sebuah kamar berkumpul para pengungsi. Dalam peta, beberapa wilayah
digolongkan dalam
zona satu, zona dua, hingga zona tiga. Masing-masing zona memiliki diameter.
Zona satu masuk lingkaran utama karena berada di tempat nuklir bakal meledak. "Zona satu adalah
ground zero.
Tidak ada yang selamat. Di zona dua dan tiga, mungkin ada yang selamat,
tapi beberapa hari kemudian akan mati karena radiasi," jelasnya.
Bungker di Berlin dibangun untuk menampung warga selama dua minggu.
Dalam perang nuklir, ledakan bom memang hanya terjadi dalam beberapa
menit. Tapi, akibat yang ditimbulkan dari radiasi radioisotop berbahaya
bisa bertahan selama beberapa hari. Karena itu, bungker harus menjadi
tempat warga bertahan hidup sebelum akhirnya mereka kembali ke atas dua
minggu pasca pengeboman.
Setelah naik ke atas, kondisi kota diperkirakan tetap belum aman.
Tingkat radiasi juga masih tinggi. Dalam penyuluhan pemerintah Jerman
Barat, warga diminta terus berlari ke luar kota sampai menemukan tempat
paling aman dari radiasi.
Mereka juga diminta bergerak sendirian. "Sebab, saat nuklir melanda
kota, seluruh hewan dan bahan makanan musnah. Itu bisa menimbulkan
kanibalisme pada manusia," kata Robin dengan mimik serius.
Bungker di Jalan Burnenstrasse yang dikunjungi Jawa Pos merupakan salah
satu bungker yang terintegrasi dengan stasiun kereta bawah tanah. Yakni,
Stasiun Gesundbrunnen. Satunya lagi adalah Stasiun Pankstrasse yang
berselisih satu pemberhentian dengan Gesundbrunnen.
Robin mengakui, ide untuk mengungsi ke bungker saat perang nuklir
terdengar sangat mustahil. Dia membayangkan, jika Berlin ditimpa satu
juta ton bom nuklir, memang hanya Berlin yang rusak. Tapi, beberapa hari
kemudian, radiasinya yang berbahaya bakal menyebar menutupi wilayah
bumi. Radiasi bisa membuat atmosfer bolong. Hewan-hewan mati dan tidak
ada tanaman yang tumbuh.
Kalaupun manusia bisa bertahan hidup, dalam hitungan hari rambutnya akan
rontok, kemudian tewas. Baik karena radiasi maupun kelaparan. "Apa
tidak sebaiknya kita duduk di depan balkon saja sambil minum anggur dan
melihat "lampu" yang paling gemerlap di akhir hidup kita. Rasanya lebih
baik meninggal saat bom nuklir meledak daripada mati tersiksa kena
radiasi," kata Robin lantas tersenyum.
Spoiler for Sumber:
http://www.jpnn.com/read/2012/07/21/134472/index.php?mib=berita.detail&id=134819#sthash.H3BtFLrC.dpuf
Salah satu yang memakai bunker
anti
Nuklir adalah pendiri wikileaks, WikiLeaks menggunakan sejumlah server
sebagai penunjang kapasitas bagi ratusan ribu dokumen yang diunggah
secara bertahap sejak 28 November 2010. Salah satunya adalah Bahnhof,
perusahaan server dan hosting internet di Swedia. Lokasi server Bahnhof
tergolong unik, yaitu di suatu bunker anti-nuklir warisan Perang Dingin.
Spoiler for markas wikileaks:
Spoiler for sumber:
http://sorsow.blogspot.com/2010/12/server-anti-nuklir-wikileaks.html
Bunker Anti Bom Terkuat di Dunia yang untuk Dijual
Khawatir akan perang nuklir? Bila ya, mungkin Anda dapat membeli bunker Anti Bom terkuat dunia. Mike Thomas, pria asal Inggris, kini sedang mencari pembeli potensial.
Pria
yang sempat takut dengan serangan nuklir pada Perang Dingin ini,
berencana menjual rumah beserta tempat perlindungan bawah tanah miliknya
seharga 350 ribu poundsterling (Rp 4,9 miliar). Bunker tersebut mampu
menahan serangan nuklir berkekuatan satu megaton yang setara dengan 80
kali bom Hiroshima. Mike Thomas, 56 tahun,
membangun tempat perlindungan bawah tanah sedalam 20 kaki di bawah ruang
makan rumahnya pada 1985, saat kondisi memanas antara Rusia dan
pemerintah Barat.
Bunker berukuran 300 meter kubik dengan dinding setebal 32 inci ini,
juga mampu menyimpan makanan dan minuman hingga satu bulan.
"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan? Tidak mengagetkan
bila serangan nuklir dari teroris terjadi 15 tahun mendatang," ujar
Thomas.
Pria yang bekerja sebagai teknisi mesin ini begitu terobsesi dengan
serangan nuklir, saat ia menjabat sebagai anggota Royal Observer Corps
dan mendedikasikan bunker tersebut bagi keluarganya.
Tempat rahasia itu dibuat dalam kurun waktu enam bulan di rumahnya di
Lydenford, Inggris, dengan biaya sekitar 45 ribu poundsterling (Rp 630
juta) saat itu.
Bunker Anti Bom
ini menyediakan pintu raksasa sekaligus lorong cadangan jika pintu
utama tidak bisa dibuka akibat ledakan. Untuk pembangkit sumber daya,
Ia menggunakan generator diesel serta beberapa baterai.
Selain itu, ada enam tempat tidur, tempat air 1.400 liter, kamar mandi
dan jaringan telepon. Bunker tersebut memiliki sistem pengaturan udara
yang dibuat di Swiss. Serta menggunakan karpet dan lapisan dinding yang
tahan dengan suhu hingga 12 derajat Celcius.
Agar tidak bosan, Thomas menambahkan televisi dan pemutar DVD di ruang
tengah. Thomas berniat menjual rumah beserta bunker ini karena ia tidak
lagi percaya serangan nuklir. Berminat?
Sumber : arf 25 production , kaskus, lintasberita, detik, ariefokebanget.blogspot.com
Bunker-42, Museum Perang Dingin yang Anti Nuklir
Bunker-42
Museum
Perang Dingin (pameran kompleks Bunker-42) adalah museum sejarah
militer dan sebuah kompleks menghibur. Didirikan pada obyek militer
diklasifikasikan mantan Alternate Komando Pusat Penerbangan Long-Range
(GO-42) Uni Soviet. Wilayah museum merupakan bunker bawah tanah dengan
luas 7000 m2 yang terletak 60 m di dekat stasiun metro Taganskaya.
Museum ini telah bekerja sejak 2006 setelah Bunker-42 dibeli dari
"Rosimuschestvo" di lelang oleh perusahaan “Novik Service".
Konstruksi
objek dimulai pada tahun 1951 karena ancaman perang nuklir di Amerika
Serikat. Untuk konstruksi mereka menggunakan peralatan yang sama
seperti untuk pembangunan metro. Terowongan kompleks dihubungkan dengan
metro Moskow.
Pada
tahun 1960 bunker itu dilengkapi dengan segala sesuatu yang diperlukan
dalam kasus serangan nuklir. Kemudian, di tengah 70-an, ada sebuah
keputusan tentang rekonstruksi. Pada tahun 1995 obyek benar-benar tidak
diklasifikasikan.Pada tahun 2006 "Novik-service" membeli bunker itu
untuk 2.166.700 USD dan memulai restorasinya. Pintu lapis baja yang
sangat besar melindungi bunker dari serangan nuklir.
PIC-NYA