Posted by : Banana Harajuku
Minggu, 19 Juni 2011
Inilah salah satu potret perilaku kurang terpuji yang dilakukan oleh banyak masyarakat Indonesia, penipuan berkedok janji yang membuat orang lain terbuai dengan janji yang telah diberikan, misalkan dijanjikan MENJADI PNS, dan macam-macam lainnya….
Orang mudah percaya akan janji itu karena memang keadaan di sekitar kita udah kayak gitu adanya, istilah awamnya “KALO MAU DAPAT DUIT BANYAK HARUS DI PANCING PAKE DUIT BANYAK JUGA“, atau ada istilah lainnya yang berlaku di masyarakat “MANA ADA DI DUNIA INI YANG GRATIS ???…“
Khusus dalam kasus Luthfi Fahlevy Siahaan a.k.a Boris Erwin Putra Simbolon adalah sajian yang di perlihatkan di depan mata kita secar langsung atau live, dia melakukan
penipuan karena didasari pola hidup yang ingin berfoya-foya dan tidak ingin dikucilkan oleh orang lain di sekitarnya. Total materi penipuan yang dilakukannya (Luthfi “big brother”) bisa mencapai lebih dari 60 juta rupiah yang mencakup UANG, HANDPHONE, SEPEDA MOTOR.
Berikut kisah lengkap terkuaknya “belang” si Boris Erwin Putra Simbolon Alias Dr. Luthfi Fahlevy Siahaan :
Kebohongan publik Luthfie yang terungkap di layar kaca yang telah disaksikan masyarakat dan diyakini sebagai kebohongan murni adalah ia berbohong soal identitasnya. Ia mengaku ayahnya bernama Wilianson Siahaan dan bekerja sebagai Kepala Keuangan Daerah, serta ibunya bernama Merry Christina Manulang yang disebut-sebut bekerja di sebuah rumah sakit di Medan sebagai dokter kepala bagian internist. Setelah Trans TV melakukan verifikasi atas informasi tersebut, didapati bahwa nama orang tua tersebut tidak ada alias fiktif. Kemudian ia berdusta soal profesinya, dan ketika dibuktikan kebenarannya, Luthfie tidak bekerja pada sebuah rumah sakit.
Seiring berjalannya waktu, kebohongan Luthfie terkuak setelah adanya pengaduan masyarakat ke Trans TV dengan membawa bukti autentik berupa surat bukti laporan ke pihak Kepolisian. Beberapa temuan antara lain Luthfie pernah membawa kabur sebuah sepeda motor yang dipinjamnya. Ada juga yang merasa meminjamkan uang Luthfie dengan jumlah yang bervariasi, antara Rp. 300 ribu hingga Rp. 900 ribu, yang hingga saat ini belum dikembalikannya kepada para peminjam uang tersebut.
BigBrother dan Trans TV tidak tinggal diam setelah menerima pengaduan tersebut. Dengan disesuaikan dengan antusiasme dan pilihan masyarakat, serta praduga bersalah yang selalu dialamatkan kepada Luthfie, BigBrother dan Trans TV tanpa ragu memasukannya ke dalam kategori tiga terbawah yang salah satunya akan meninggalkan Rumah BigBrother. Tujuan BigBrother dan Trans TV membongkar kasus ini semata-mata untuk menguak pribadi Luthfie yang menyimpan temberang cukup besar. Ketidakjujuran Luthfie sedari awal yang menjadikan keadaan di Rumah BigBrother menjadi tidak kondusif.
Melalui siaran langsung pada Sabtu (18/06) malam, Sitiawan Hutauruk dan suaminya Robin Simbolon sengaja datang jauh-jauh dari Medan, Sumatera Utara, ke studio Trans TV di Jakarta. Terhitung sebulan setelah mengenal Luthfie dengan begitu dekat pada pertengahan 2009, Sitiawan pernah memberikan uang berjumlah Rp. 1,5 juta kepada Luthfie atas dasar kasihan atas dasar Luthfie memiliki nama keluarga kerabat yang sama dengan yang dimiliki suaminya. Ketika hal tersebut dikonfirmasi ke Samosir, Robin mendapati bahwa hal tersebut fiktif. Pasangan suami isteri ini mengatakan pada masyarakat dalam tayangan langsung bahwa Luthfie adalah sosok yang pandai berdalih dan mengambil hati orang lain. Luthfie juga pernah tinggal 1 bulan dan membuat suami isteri ini menderita kerugian materil sekitar Rp. 5 juta rupiah, 1 unit sepeda motor serta beberapa unit telepon genggam.
Dalam tayangan langsung juga, seorang pemuda bernama Demon yang berasal dari Medan mengaku mengenal sosok Luthfie dari jejaring sosial Facebook. Ia mempercayai sebuah piutang pada Luthfie senilai lebih dari Rp. 11 juta, dan menjanjikan Demon akan mengembalikan dananya yang ia pakai dalam waktu dekat. Namun, apa yang didapatnya tidak jauh berbeda dengan para korban penipuan lainnya.
Kasihan Luthfie… Mengapa ia harus menjadi penipu ulung demi menghidupi dirinya? Yang lebih memilukan, mengapa harus terkuak di layar kaca?
Sumber kronologis penangkapan
Orang mudah percaya akan janji itu karena memang keadaan di sekitar kita udah kayak gitu adanya, istilah awamnya “KALO MAU DAPAT DUIT BANYAK HARUS DI PANCING PAKE DUIT BANYAK JUGA“, atau ada istilah lainnya yang berlaku di masyarakat “MANA ADA DI DUNIA INI YANG GRATIS ???…“
Khusus dalam kasus Luthfi Fahlevy Siahaan a.k.a Boris Erwin Putra Simbolon adalah sajian yang di perlihatkan di depan mata kita secar langsung atau live, dia melakukan
penipuan karena didasari pola hidup yang ingin berfoya-foya dan tidak ingin dikucilkan oleh orang lain di sekitarnya. Total materi penipuan yang dilakukannya (Luthfi “big brother”) bisa mencapai lebih dari 60 juta rupiah yang mencakup UANG, HANDPHONE, SEPEDA MOTOR.
Berikut kisah lengkap terkuaknya “belang” si Boris Erwin Putra Simbolon Alias Dr. Luthfi Fahlevy Siahaan :
Kebohongan publik Luthfie yang terungkap di layar kaca yang telah disaksikan masyarakat dan diyakini sebagai kebohongan murni adalah ia berbohong soal identitasnya. Ia mengaku ayahnya bernama Wilianson Siahaan dan bekerja sebagai Kepala Keuangan Daerah, serta ibunya bernama Merry Christina Manulang yang disebut-sebut bekerja di sebuah rumah sakit di Medan sebagai dokter kepala bagian internist. Setelah Trans TV melakukan verifikasi atas informasi tersebut, didapati bahwa nama orang tua tersebut tidak ada alias fiktif. Kemudian ia berdusta soal profesinya, dan ketika dibuktikan kebenarannya, Luthfie tidak bekerja pada sebuah rumah sakit.
Seiring berjalannya waktu, kebohongan Luthfie terkuak setelah adanya pengaduan masyarakat ke Trans TV dengan membawa bukti autentik berupa surat bukti laporan ke pihak Kepolisian. Beberapa temuan antara lain Luthfie pernah membawa kabur sebuah sepeda motor yang dipinjamnya. Ada juga yang merasa meminjamkan uang Luthfie dengan jumlah yang bervariasi, antara Rp. 300 ribu hingga Rp. 900 ribu, yang hingga saat ini belum dikembalikannya kepada para peminjam uang tersebut.
BigBrother dan Trans TV tidak tinggal diam setelah menerima pengaduan tersebut. Dengan disesuaikan dengan antusiasme dan pilihan masyarakat, serta praduga bersalah yang selalu dialamatkan kepada Luthfie, BigBrother dan Trans TV tanpa ragu memasukannya ke dalam kategori tiga terbawah yang salah satunya akan meninggalkan Rumah BigBrother. Tujuan BigBrother dan Trans TV membongkar kasus ini semata-mata untuk menguak pribadi Luthfie yang menyimpan temberang cukup besar. Ketidakjujuran Luthfie sedari awal yang menjadikan keadaan di Rumah BigBrother menjadi tidak kondusif.
Melalui siaran langsung pada Sabtu (18/06) malam, Sitiawan Hutauruk dan suaminya Robin Simbolon sengaja datang jauh-jauh dari Medan, Sumatera Utara, ke studio Trans TV di Jakarta. Terhitung sebulan setelah mengenal Luthfie dengan begitu dekat pada pertengahan 2009, Sitiawan pernah memberikan uang berjumlah Rp. 1,5 juta kepada Luthfie atas dasar kasihan atas dasar Luthfie memiliki nama keluarga kerabat yang sama dengan yang dimiliki suaminya. Ketika hal tersebut dikonfirmasi ke Samosir, Robin mendapati bahwa hal tersebut fiktif. Pasangan suami isteri ini mengatakan pada masyarakat dalam tayangan langsung bahwa Luthfie adalah sosok yang pandai berdalih dan mengambil hati orang lain. Luthfie juga pernah tinggal 1 bulan dan membuat suami isteri ini menderita kerugian materil sekitar Rp. 5 juta rupiah, 1 unit sepeda motor serta beberapa unit telepon genggam.
Dalam tayangan langsung juga, seorang pemuda bernama Demon yang berasal dari Medan mengaku mengenal sosok Luthfie dari jejaring sosial Facebook. Ia mempercayai sebuah piutang pada Luthfie senilai lebih dari Rp. 11 juta, dan menjanjikan Demon akan mengembalikan dananya yang ia pakai dalam waktu dekat. Namun, apa yang didapatnya tidak jauh berbeda dengan para korban penipuan lainnya.
Kasihan Luthfie… Mengapa ia harus menjadi penipu ulung demi menghidupi dirinya? Yang lebih memilukan, mengapa harus terkuak di layar kaca?
Sumber kronologis penangkapan